Sebab negara India tutup tambang hingga jumlahnya sekitar 30 area, harga batu bara mengalami kenaikan cukup drastis. Pada perdagangan Rabu (17/5/2023), harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup melonjak 2,01% di posisi US$ 164,7 per ton.
Penguatan ini menjadi pembalikan arah setelah terkoreksi selama dua hari beruntun.
Pemerintah India nampaknya yakin untuk menutup permanen area tambang hingga jumlahnya 30 selama tiga tahun ke depan. Alasannya karena prioritas lahan penyedia air dan hutan untuk kelangsungan masyarakat.
Daftar Isi
Penyebab India Tutup Tambang
Alasan lainnya karena ini.
Terjadinya KTT G20 Mumbai menyebabkan de-coaling lahan untuk pertanian dan prospek transisi yang adil dari batu bara sedang dibahas. Batu bara memang sedang krusial
Padahal, India tergolong produsen batubara terbesar ketiga di dunia. Hal tersebut tentunya turut memicu kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi di Tanah Air akan terus meningkat hingga tahun 2040.
Oleh sebab itu, kebutuhan batu bara India diperkirakan akan naik menjadi 1,1 miliar ton pada 2024 dan 1,5 miliar ton pada 2030, dari 892 juta ton pada 2023.
Maka tidak heran jika harga batu bara bangkit.
Alasan India Butuh Batu Bara
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, India mengimpor setidaknya kurang lebih 220 juta ton batu bara termasuk dari Indonesia
Perlu diketahui bahwa pertumbuhan produksi besi dan baja di India akibat naiknya permintaan dalam negeri menyebabkan naiknya kebutuhan batubara terutama cooking coal untuk keperluan peleburan yang sebagian masih diimpor dari negara lain termasuk Indonesia.
Hingga saat ini tercatat sektar 75%
Saat ini, 75% listrik yang dihasilkan berasal dari sumber berbasis batubara. Selanjutnya, pada bulan April, cetak biru kebijakan energi baru India mengumumkan penambahan kapasitas berbasis batu bara sebesar 28GW untuk pembangkit listrik.
Keberlangsungan impor batubara dari Indonesia ke India memang masih turut andil hingga saat ini.
Ekspor Batu Bara ke India Signifikan
Dengan meningkatnya produksi listrik, maka permintaan akan batu bara cenderung meningkat dan pada akhirnya dapat menopang kembali harga batu bara di masa depan.
Di lain sisi, ekspor batu bara Indonesia meningkat pada periode kuartal I-2023.
- Januari – April 2023 meningkat sekitar 2,51% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (yoy) yakni 103,19 juta ton.
- Diketahui, ekspor batu bara menyentuh US$ 13,43 miliar.
- Bila dihitung ke rupiah maka nilainya mencapai Rp 198,97 triliun (kurs US$1=Rp 14.815) atau hampir Rp200 triliun pada empat bulan pertama 2023. Nilai tersebut meningkat 10,73% dibandingkan pada Januari-April 2022.
Secara kesimpulan, India memang masih menjadi pemborong material hitam manis terbesar hingga saat ini. Namun sayangnya jika dikonversikan dari nilai ekspor, China menjadi yang terbesar karena kadar kalori batu bara yang dijual lebih tinggi.
Ini faktanya!
- China membeli 28,57 juta ton pada Januari-April 2023 dengan nilai menembus US$ 2,74 miliar.
- Sementara itu India memborong 34,43 juta ton batu bara dengan nilai US$ 2,72 miliar.
- Dari sisi nilai, tempat ketiga adalah Jepang yang membeli batu bara Indonesia senilai US$ 2,22 miliar disusul dengan Filipina dengan nilai US$ 1,34 miliar.
HydraulicHose.Id melihat dari berbagai sisi tambang.
Sumber :
- CNBC Indonesia dalam artikel bertajuk “India Mau Tutup 30 Tambang Raksasa, Harga Batu Bara Bangkit!”